DWIANTO

Wednesday 3 June 2015

7 Tempat Paling Angker di Jakarta !!

Posted by DWIANTO on 21:50



7 Tempat Paling Angker di Jakarta

  

RUMAH PONDOK INDAH
Lokasi: Jln. Metro Pondok Indah, Jak-Sel
Fenomena: Penampakan hantu bapak-bapak dan perempuan.
Sejarah: Masih ingat ramainya pembicaraan di akhir September 2002 tentang hilangnya seorang tukang nasi goreng di depan rumah kosong ini?
Kejadian ini jadi menghebohkan karena di depan rumah tersebut hanya tertinggal gerobak nasi gorengnya. Konon katanya, malam sebelum hilang
tukang nasi goreng tersebut hendak mengantar nasi goreng yang dipesan oleh seorang perempuan ke dalam rumah. Namun, ia tak pernah keluar lagi.
Mengenai sejarah rumah itu, konon seisi keluarga pemilik rumah ini tewas dalam peristiwa perampokan bermotif persaingan bisnis. Sejak itu, banyak
orang yang lewat kerap melihat jelmaan hantu seperti hantu bapak-bapak dan hantu perempuan. Namun, akhir-akhir ini sudah tidak banyak kejadian
horor yang dilaporkan terjadi di rumah ini. Bahkan beberapa waktu lalu, rumah ini sempat dijadikan tempat bermalam para tunawisma.
Testimonial: Sekitar tahun 2002, Nurdin (32), penjual gulai dan soto di sekitar Pondok Indah, mengaku pernah melihat hantu yang menyerupai
bapak-bapak hilir-mudik di halaman depan rumah ini.

TAMAN KOTA LANGSAT, MAYESTIK
Lokasi: Di belakang pasar burung Barito Jak-Sel.
Fenomena: Kuntilanak dan genderuwo
Sejarah: Taman Langsat ini sebenarnya merupakan fasilitas olah raga dan bersantai yang cukup lengkap. Di dalamnya tumbuh pepohonan yang asri.
Hanya saja, tidak banyak orang yang memanfaatkan fasilitas ini. Karena sepi, taman kota ini pun menjadi angker, terutama pada malam hari.
Konon pada malam hari, warga kerap melihat kuntilanak di pohon-pohon di taman Langsat.
Testimonial: Kisah hantu dan orang-orang yang kesurupan bukan lagi barang baru bagi Ibu Rahmat (34), penjual rokok di tepi taman Langsat,
yang sudah 25 tahun membuka kios rokok tersebut. Suatu ketika, tamu yang sedang kongkow di warungnya pernah pamit pada jam 1 pagi karena
mengaku melihat genderuwo. Setiap kali berjaga malam, Syamsuri (21), Satpam yang telah bertugas selama 3 tahun di Taman Langsat, sering mencium
bau-bau aneh dan mendengar suara-suara tertawa yang tak jelas sumbernya.

LINTASAN KERETA BINTARO
Lokasi: Bintaro, Jakarta Selatan
Fenomena: Makhluk menyeramkan korban tabrakan kereta
Sejarah: Pada 19 Oktober 1987, terjadi kecelakaan kereta yang menewaskan ratusan orang di dekat Stasiun Sudimara, Bintaro.
Di lintasannya sendiri juga sudah berulang kali terjadi kecelakaan yang memakan korban nyawa. Konon, lintasan ini dianggap angker
karena sering terdengar suara orang menangis dan menjerit.
Testimonial: Imam (31), teknisi rel yang bekerja sejak tahun 1996. Ia pernah melihat makhluk yang wujudnya seperti orang berbalut sarung hitam.
Meski kereta sudah bolak-balik lewat melindasnya, makhluk ini tak mau pergi seperti sengaja meledek. Akhirnya di rel tersebut diadakan
pemotongan kerbau. Ia juga pernah bertemu makhluk serupa perempuan Belanda di zaman kolonial, dan kuntilanak melintas di rel.

JEMBATAN ANCOL
Lokasi: Jembatan Ancol (eks jembatan goyang), Pantai Ancol, dan daerah lain sekitar Ancol, Jak-Ut
Fenomena: Siti Ariah Si Manis Jembatan Ancol (populer dengan sebutan Maryam setelah kisahnya diangkat ke layar kaca)
Sejarah: Pada 1995, seorang pelukis di Ancol didatangi seorang perempuan yang meminta dilukis. Ketika pelukis baru menggambar
setengah bagian tubuhnya, perempuan itu menghilang. Warga percaya bahwa perempuan itu adalah Si Manis Jembatan Ancol. Mitos ini
sudah dimulai puluhan tahun sebelumnya. Di tahun 60-an ketika daerah Ancol masih berupa empang-empang, seorang pendayung perahu
pernah bertemu dengan Si Manis. Perempuan itu naik perahu malam-malam ddan membayar pendayung tersebut dengan daun.
Keterangan ini didapat dari Kostan Simatupang (65), seorang fotografer keliling di Ancol, teman dari pendayung perahu tadi.
Testimonial: Anshori (38), penjual rokok di dekat pintu keluar Ancol, mengaku pernah melihat Siti Ariah dari dekat.
Ia membuka pertama kali kios rokoknya di sini pada 1990, tepatnya di samping jembatan goyang. Saat itu malam Jumat,
Anshori sedang menunggui kiosnya, agak gerimis. Sekitar pukul 1 pagi, lewat seorang perempuan. Ketika sudah agak jauh,
perempuan itu berbalik arah menghampiri kios Anshori sembari tersenyum. Anshori menyapa perempuan yang dikiranya
calon pembeli dagangannya itu. Jarak Anshori dengan perempuan itu kira-kira 50 cm. Menurut Anshori, perempuan itu berwajah manis,
serta memakai kemeja kuning dan rok abu-abu. Setelah ditanya hendak belanja apa, perempuan itu menghilang.
Meski tidak memakai pakaian serba putih, Anshori yakin perempuan itu adalah Si Manis Jembatan Ancol. Semenjak kejadian itu,
Anshori merasa dagangannya kian laku dan rejekinya semakin lancar.

TEROWONGAN CASABLANCA
Lokasi: Jln. Basuki Rachmat, Jak-Tim
Fenomena: Sosok menyeberang jalan, di antaranya nenek-nenek bersama cucunya dan perempuan cantik.
Sejarah: Dibangun di atas tanah pekuburan, terowongan Casablanca terbilang angker. Menurut beberapa warga Casablanca ,
ketika pembongkaran kuburan tersebut, bahkan ada 1 jenazah yang masih utuh. Dari terowongan Casablanca sampai kira-kira radius 40 meter
sesudahnya, banyak terjadi kecelakaan yang penyebabnya tidak masuk akal. Biasanya karena pengendara motor atau mobil melihat sesosok
perempuan tiba-tiba menyeberang di hadapan kendaraannya, sehingga pengemudi kendaraan tiba-tiba banting setir dan menabrak pembatas jalan.
Menurut warga, ada baiknya ketika melewati terowongan ini, pengemudi kendaraan membunyikan klakson untuk “menyapa” penghuni terowongan.
Akhir tahun 90-an, seorang laki-laki separuh baya ada yang menggantung diri dengan spanduk di sini. Jadilah tempat ini semakin angker.
Testimonial: Menurut Ibu Yati Mustofa (43), warga yang tinggal di dekat terowongan Casablanca, warga kerap mendengar suara tangisan,
ketika sumber bunyi dihampiri, suara itu berpindah-pindah.

LUBANG BUAYA
Lokasi: Pondok Gede, Jak-Tim
Fenomena: Arwah korban G.30S dan aura penyiksaan yang masih terasa.
Sejarah: Pada 30 September 1965 , ditemukan jenazah 6 brang jenderal dan seorang letnan TNI dikubur di dalam sumur ini.
Di sebelah sumur tersebut, terdapat ruang yang 7 di dalamnya terisi patung patung patung replika dan terdengar suara yang menceritakan
penyiksaan terhadap ketujuh pahlawan tadi. Di sebelah ruangan tadi terdapat dua rumah lengkap dengan perabot asli. Rumah-rumah tadi disebut
sebagai pos komando dan dapur umum pasukan PKI. Kemudian, dibangunlah Monumen Pancasila Sakti untuk menghormati jasa ketujuh pahlawan tadi.
Testimonial: Hartono (48), warga Lubang Buaya, sudah tak asing lagi dengan cerita penampakan di sekitar lokasi museum dan sumur.
Dia banyak mempunyai teman yang bercerita pernah melihat sosok kuntilanak bila melewati daerah Lubang Buaya di malam hari. Namun dia tak pernah
menyaksikan sendiri. Seorang petugas penjaga loket Sumur Maut yang tidak mau disebutkan namanya mengaku pernah mendengar suara derap sepatu boots
seperti tentara yang sedang berbaris di suatu malam.

TPU JERUK PURUT
Lokasi: Kelurahan Jeruk Purut, Jak-Sel
Fenomena: Pocong, tuyul, kuntilanak, kuntilanak-laki, and if you’re lucky , Pastur Kepala Buntung.
Sejarah: Pada tahun 1986, seorang penjaga makam TPU Jeruk Purut yang sedang jaga malam melihat sesosok pastur tak berkepala melintas di antara makam.
Pastur itu menenteng kepalanya sendiri dan di belakangnya, ikut seekor anjing. Konon, pastur ini “salah pulang”. Ia mencari-cari makamnya yang sebenarnya
berada di unit Kristen TPU Tanah Kusir, sedangkan di TPU Jeruk Purut hanya ada unit Islam. Sapri Saputra, penjaga makam yang melihat pastur kepala buntung itu,
hingga kini masih menjaga makam dan dianggap kuncen atau orang yang dituakan di TPU Jeruk Purut. Kesaksian Bapak Sapri ini kemudian menyebar luas
se-Jakarta dan hingga kini “Sang Pastur Kepala Buntung” menjadi legenda horor di Jeruk Purut. Konon, jika Anda ingin menemui pastur legendaris ini,
Anda harus datang pada malam Jumat dengan jumlah ganjil (sendiri atau bertiga).
Testimonial: Sejak kecil, Asmari (34), juniornya Bapak Sapri, telah terbiasa tinggal di areal pemakaman Jeruk Purut. Ayahnya adalah pegawai Pemda
yang bekerja di sana . Semenjak lulus SD (1986), Asmari menjadi pengurus makam non-karyawan TPU Jeruk Purut mengikuti jejak ayahnya.
Menurut Asmari, pengalaman bertemu dengan makhluk-makhluk gaib merupakan hal yang biasa baginya; mulai dari pocong, tuyul, kuntilanak, kuntilanak laki, dan
lain-lain. Akan tetapi, hingga saat ini dia belum pernah bertemu dengan Sang Pastur Kepala Buntung. “Yang paling jahil itu kuntilanak-laki, ” tutur Asmari.
Ketika sedang ronda, Asmari pernah ditimpuki kerikil dari atas pohon melinjo oleh makhluk ini. Tapi, dari semua pengalaman Asmari bertemu dengan makhluk gaib,
yang paling menarik adalah ketika bertemu dengan tuyul. Pada suatu hari menjelang malam di tahun 1986, Asmari hendak pulang ke rumah bersama ayahnya.
Mereka melihat seorang anak kecil telanjang bulat berlarian di antara makam sambil tertawa-tawa. Anak itu lalu berteriak meminta uang pada Asmari.
Asmari heran karena anak itu tak dikenalnya, sementara ia mengenal semua penduduk di kampung belakang Jeruk Purut. Dulu memang hanya ada satu kampung
yang penduduknya tidak terlalu banyak. Ketika ditanya latar belakangnya, anak kecil mi malah lari ke dalam keramat, sebuah rumah makam tradisional Betawi.
Asmari mengikutinya hingga ke dalam keramat dan, bisa ditebak, anak itu menghilang.

Tuesday 27 August 2013

Baca puisi ini dengan lantang bisa bikin nyawa melayang!

Posted by DWIANTO on 21:47

Tomino no Jigoku atau Tomino's Hell adalah sebuah puisi berbahasa Jepang yang telah populer sebagai urban legend. Masyarakat jepang percaya bahwa puisi ini tak boleh dibaca dengan lantang atau keras, hanya boleh dibaca dalam diam. Jika berani membacanya lantang-lantang, Anda harus menerima sendiri risikonya.
Tomino's Hell ditulis oleh Yomota Inuhiko dalam bukunya yang berjudul "The Heart is Like a Rolling Stone." Puisi ini juga terdapat dalam buku puisi ke-27 milik Saizo Yako, seperti dilansir oleh Creepy Pasta.
Tak ada yang tahu sejak kapan rumor ini muncul dan apa yang menyebabkannya. Namun dipercaya bahwa hal-hal tragis akan terjadi pada orang yang membacanya keras-keras. Dipercaya bahwa mereka bisa saja mengalami kecelakaan tragis, terluka, atau bahkan mati.
Cerita ini pernah sangat santer di 2ch, tempat di mana banyak orang membuat video ketika mereka membaca puisi ini keras-keras untuk mematahkan kepercayaan seram ini. Banyak dari pengguna 2ch yang mengaku tak ada hal apapun yang terjadi, namun tak sedikit pula pengguna yang tiba-tiba hilang setelah mengunggah video tersebut. Berikut adalah puisi Tomino's Hell atau Tomino no Jigoku dalam versi asli dan bahasa Indonesia.
Tomino no Jigoku
"Ane wa chi wo haku, imoto wa hihaku,
kawaii tomino wa tama wo haku
hitori jihoku ni ochiyuku tomino,
jigoku kurayami hana mo naki.
muchi de tataku wa tomino no aneka,
muchi no shubusa ga ki ni kakaru.
tatake yatataki yare tataka zutotemo,
mugen jigoku wa hitotsu michi.
kurai jigoku e anai wo tanomu,
kane no hitsu ni, uguisu ni.
kawa no fukuro ni yaikura hodoireyo,
mugen jigoku no tabishitaku.
haru ga kitesoru hayashi ni tani ni,
kurai jigoku tanina namagari.
kagoni yauguisu, kuruma ni yahitsuji,
kawaii tomino no me niya namida.
nakeyo, uguisu, hayashi no ame ni
imouto koishi to koe ga giri.
nakeba kodama ga jigoku ni hibiki,
kitsunebotan no hana ga saku.
jigoku nanayama nanatani meguru,
kawaii tomino no hitoritabi.
jigoku gozarabamo de kitetamore,
hari no oyama no tomebari wo.
akai tomehari date niwa sasanu,
kawaii tomino no mejirushini."
Neraka Tomino (versi Indonesia)
"Kakak perempuan muntah darah, adik perempuan memuntahkan api,
Tomino yang lucu memuntahkan manik-manik kaca,
Tomino jatuh ke neraka sendirian,
Neraka yang gelap dan tak ditumbuhi bunga,
Apakah itu kakak Tomino yang membawa cambuk?
Cambukan meninggalkan bekas memerah yang mengerikan
Mencambuk dan memukul, terus memukul
Sebuah jalan menuju neraka
Apakah kau akan mengantarnya ke neraka yang gelap?
Untuk domba-domba emas, untuk burung bulbul
Aku penasaran berapa banyak yang dimasukkannya dalam kantong kulit
Sebagai persiapan untuk perjalanan ke neraka
Musim semi datang, di hutan dan sungai
Bahkan di sungai dalam neraka yang gelap
Burung bulbul dalam sarang, domba dalam gerobak,
Ada air mata di mata lucu Tomino
Menangis, burung bulbul terbang ke hutan yang hujan
Meneriakkan kerinduan pada adik perempuannya
Tangisannya bergema ke seluruh neraka
Bunga berwarna merah darah mekar
Mengelilingi tujuh gunung dan tujuh sungai di neraka
Tomino yang lucu berjalan sendirian
Untuk menjemputmu ke neraka
Jarum-jarum dalam neraka,
menancap ke dalam daging segar,
Sebagai tanda dari si lucu Tomino"
Seorang penyiar radio pernah mencoba membaca puisi ini keras-keras saat on-air. Dia mengaku semua baik-baik saja, namun sampai pertengahan puisi, dia merasa tubuhnya tak bisa bergerak, akhirnya dia tak melanjutkannya dan membuang puisi tersebut. Namun beberapa hari kemudian dia mengalami kecelakaan dan harus dijahit sebanyak tujuh jahitan. Meski begitu, dia tak ingin menganggap hal tersebut akibat membaca puisi Tomino.
Bagaimana, berani mencoba membacanya keras-keras?

Beranak Dalam Kubur **

Posted by DWIANTO on 20:12

**
Beranak Dalam Kubur **


Ini cerita kasih nyata di Sumedang beberapa
tahun yang lalu
Seorang ibu muda yang sedang mngandung
7bln meninggal dunia,. Semua warga
kampung yang mengurus jenazahnya lupa
akan anaknya yang masih berada di
kandungan sang ibu. Harusnya menurut
prosedur, bayi yang masih dalam kandungan
orang yang meninggal musti di keluarkan
dulu dalam keadaan hidup atau mati.
Entah
lupa atau memang di sengaja, warga tidak
terlebih dahulu mengeluarkan dulu jabang
bayi tersebut melainkan langsung
memakamkannya bersama jenazah sang ibu.

2th kemudian setelah peristiwa itu, salah
seorang warga yang mempunyai sebuah
warung kecil-kecilan, sering di datangi anak
kecil yang usianya kira-kira sekitar 2
tahunan. Pak Haji ( warga yang lain
memanggilnya begitu ) merasa curiga tiap
kali anak tersebut muncul dan membeli
permen di warungnya. Karena uang yang
habis di terimanya dari sang bocah selalu
berubah menjadi daun kering setelah bocah
itu pergi.

Tiap malam menjelang, bocah misterius itu
tak pernah lupa mampir ke warung Pak Haji,
hanya untuk sekedar membeli permen
kesukaannya. Padahal anak itu masih terlalu
kecil untuk bisa keluar malam-malam
sendirian tanpa diantar oleh siapapun. Pun
bocah itu nyata karena kakinya yang
menapak tanah. Tak mungkin bocah itu
hantu karena nampak begitu nyata sama
seperti bocah-bocah pada umumnya.

Rasa penasaran dan keingintahuan Pak Haji
semakin besar, tatkala kejadian yang sama
selalu terulang. Suatu saat Pak Haji mengikuti
kemana arah bocah misterius itu pulang.

Begitu terkejutnya beliau saat mengetahui
bocah tersebut ternyata menuju kearah
makam umum di kampungnya. Dengan mata
telanjang, beliau menyaksikan keanehan di
luar akal manusia. Bocah itu masuk begitu
saja ke dalam kubur. Seketika beliau
beristighfar menyebut nama Allah. Masih
dengan rasa penasaran yang luar biasa, Pak
Haji buru-buru memanggil warga yang lain
untuk mengajak mereka menggali kubur,
tempat dimana sang bocah tersebut masuk.

Malam itu juga warga beramai-ramai
menggali kubur dengan alat seadanya.
Ternyata di dalam kubur, anak tersebut
sedang menyusu di jenazah sang ibu.

Subhanallah anak itu hidup. Atas persetujuan
warga yang lain, akhirnya Pak Haji merawat
anak itu. Tapi hanya mampu bertahan
beberapa hari, karena taklama anak tersebut
meninggal dunia.

# Terkadang, akal kita tak mampu menelaah
kebesaran dan kekuasaan Allah. Tapi dengan
Keagungannya DIA bisa menjadikan sesuatu
yang ‘ Tak Mungkin ‘ menjadi ‘ Mungkin ‘
untuk menunjukkan kepada kita bahwa
apapun bisa terjadi ( Kun Fayakkun ) pabila
DIA sudah berkehendak.

Dan cerita diatas bisa jadi salah satunya,
Wallahu a'lam bi showab … Hanya Allah yang
Maha tahu.

* Bertemu Setan Di Pedalaman Batam , Jawa Tengah **

Posted by DWIANTO on 20:08

* Bertemu Setan Di Pedalaman Batam , Jawa Tengah **


Tahun 2007, saya sedang
mencari seorang pembantu
karena, setelah bekerja, saya
tidak punya banyak waktu
membenahi rumah. Kebetulan
tetangga saya
merekomendasikan temannya
yang tinggal di salah satu
dusun di Kabupaten Batang.

Saya pun bertandang ke sana,
setelah tetangga saya
mengontak temannya itu kalau
saya sedang mencari seorang
pembantu. Saya ke sana
mengendarai motor Honda
Supra Fit keluaran tahun 2004,
dan sampai di sana sekitar jam
18.15-an. Sesampainya di sana,
saya sedikit terkejut karena
orang yang direkomendasikan
oleh tetangga saya itu ternyata
seorang gadis yang usianya saja
masih 12 tahun. Masih unyu-
unyu, kata orang sekarang
bilang. Saya pun membatalkan
niatan untuk
mempekerjakannya. Nanti saya
dilaporkan ke pihak
Komnasham karena
mempekerjakan bocah di bawah
umur.
Saya pulang dengan tangan
hampa. Tapi, tidak apa-apa-lah,
tinimbang saya kena perkara
gara-gara hal ini.
Saat pulang dari sana, waktu
menunjukkan pukul kurang
lebih 19.00 (atau 7 malam).
Suasana dusun sudah sepi.
Tidak ada jalan untuk kembali.
Saya juga tidak mungkin
kembali lagi ke rumah teman
dari tetangga saya lantaran
sudah pamit. Ya, mau tak mau,
akhirnya saya pulang juga.
Saya mengendarai motor
pelan-pelan karena kabut
sudah tebal dan jarak pandang
pun terbatas. Sial bin apes,
halangan hari ini belum juga
berakhir. Hujan tiba-tiba turun
dengan derasnya. Hawa dingin
pun mulai menusuk menembus
kulit. Saya menghentikan motor
untuk mengenakan jas hujan.
Setelah mengenakan jas hujan,
saya tidak menunggu hingga
hujan reda, melainkan tetap
melaju terus menembus hujan
meski perlahan-lahan.

Sejauh telinga saya dapat
mendengar, di kejauhan
terdengar samar-samar suara
burung, koak koak koak.
'Gagak? Duh, Gusti, apa nih yang
hendak muncul di hadapan
saya? Setan ataukah bidadari
cantik dari kahyangan?' pikir
saya, masih mencoba membuat
lelucon demi menghilangkan
pikiran negatif.
Kurang lebih sepuluh menit
dari tempat saya mengenakan
jas hujan, terdengar suara laki-
laki meminta pertolongan.
Suaranya lirih, tidak terdengar
jelas. Saya melihat di semak-
semak dekat pohon besar ada
sesuatu yang bergerak-gerak.

Saya berhenti untuk melihat,
dan memarkir motor dengan
standar samping dalam kondisi
mesin dan lampu masih
menyala. Ternyata, di bawah
pohon besar itu jurang.
Suara laki-laki meminta
pertolongan itu makin
terdengar dengan jelas. Ketika
saya melongok ke dalam
jurang, tampak seorang
manusia (berwarna hitam)
sedang merayap ke atas, menuju
saya. Saya mengulur tangan
untuk meraih tangan orang itu.

Saat tangan orang itu berhasil
saya raih... ada yang janggal!
Jari-jari tangannya besar untuk
ukuran manusia, dan berbulu!
Saat saya tarik ke atas orang
itu, sontak saya melihat
wajahnya, dan... bujuk! Sangat
mengejutkan!
Masih ingat wajah animasi
grup metal Iron Maiden, yang
berbentuk tengkorak itu? Nah,
wajah orang itu mirip dengan
wajah animasi grup metal Iron
Maiden itu.

Karena kaget, saya refleks
loncat. Seketika itu juga tubuh,
tengkuk, serta bulu kuduk
merinding lemas. Saya lepas
tangan makhluk itu. Dan segera
kabur ke motor saya yang masih
menyala. Langsung saya
lompat ke atas jok dan tancap
gas sampai pol! Bisa
dibayangkan bagaimana saya
harus ngebut di tengah jalan
berbatu? Hingga akhirnya saya
tersungkur karena tidak bisa
ngerem. Seorang sopir truk yang
kemudian lewat berhenti dan
menolong saya.

"Kenapa mas?" tanyanya.
Saya menceritakan sekilas yang
terjadi. Kemudian, saya
memeriksa seluruh badan saya
apakah ada yang terluka atau
tidak. Setelah, mengetahui
hanya lecet-lecet saja, si sopir
truk segera menyuruh saya
untuk mengikuti truknya dari
belakang, sampai Kecamatan
Bandar.
Untung, saya pulang masih
selamat. Dan mengisahkan
kisah nyata ini kepada kalian.

** Pasar Setan Gunung Merapi **

Posted by DWIANTO on 20:06

** Pasar Setan Gunung Merapi **


*
Perkenalkan nama saya Jono, ini pengalaman saya beserta dua teman saya di Gunung Merapi.

Misteri Gunung Merapi, mengingatkan kita pada yang ditayangkan sebuah stasiun TV swasta.

Kisahnya dilatarbelakangi oleh keangkeran Gunung Merapi yang dihuni oleh Mak Lampir, tokoh jahat yang setengah manusia dan setengah jin.

Ternyata, banyak orang yang tidak tahu bahwa kisah tersebut bukanlah fiksi belaka, tapi memang diambil dari cerita atau mitos yang dipercayai oleh masyarakat sekitarnya. Perbedaannya hanya pada tokoh dan alur ceritanya.

Seperti dikatakan almarhum Mbah Marijan, kuncen Merapi yang tewas akibat awan panas, “Sesungguhnya Gunung Merapi adalah sebuh kerajaan para makhluk halus. Namun tidak sembarang orang yang dapat melihatnya, hanya mereka yang memiliki kelebihan atau sang penguasa alam ghaib itu yang sengaja menampakan keberadaannya.” ujarnya.

Mbah Marijan juga mengatakan, selain terdapat sebuah kerajaan ghaib, keangkeran lainnya adalah pasar dedemit yang bernama Pasar Bubrah. Tempat ini merupakan pasarnya para makhluk halus, yang dapat dilihat pada setiap malam jum'at. Pada saat itu, jangan heran bila akan terdengar keramaian layaknya sebuah pasar malam di puncak gunung ini.

Awalnya saya dan dua orang teman saya tidak begitu yakin tentang semua yang dikatakan oleh Mbah Marijan. Tapi, ketika kami bertiga mendapat ijin dari Mbah Marijan untuk mendaki puncak Garuda, kamipun merasakan dan mengakui kebenaran kisah itu yang membuat kami gemetar ketakutan.

Kebenaran kisah itu terbukti saat kami melakukan pendakian melalui jalur kaliurang yang terdapat di Desa Kinahrejo, dengan ditemani Mas Budi, anak angkat Mbah Marijan.

Medan berbatu yang terjal dan juga sangat rapuh harus dilalui sehari penuh. Rasa penat bertambah lagi ketika harus melintasi kawah mati, karena uap belerang membuat napas semakin sesak.

Sesampai di Pasar Bubrah, kami sepakat berkemah dan bermalam di sana, untuk merasakan keanehan yang kerap dibicarakan orang itu. Bukannya sombong, tapi sekedar membuktikan bahwa semua itu adalah sebuah kebenaran dan bukan mitos. Selain itu, tempat ini merupakan lokasi ideal berkemah karena letaknya sudah mendekati puncak.

Tak lama, ketika mata kami mulai terpejam karena rasa penat setelah seharian berjalan, kisah pasar setan yang diceritakan oleh Mbah Marijan menunjukan kebenaran.

Suara-suara gamelan dan gending jawa mulai mengalun di telinga kami, keramaian sebuah pasarpun menyusul. Bersamaan dengan itu deru angin semakin besar dan menambah gaduh suasana.

Seperti terhenyak dari mimpi buruk, kami langsung terjaga dengan wajah pucat dan keringat dingin. Tanpa sepatah kata, mata kami saling memandang dan berusaha menjawab pertanyaan yang ada dalam hati masing-masing. Sebuah pertanyaan yang baru akan terjawab bila mentari telah menampakkan dirinya.

Dalam keadaan demikian, teringatlah semua dosa yang pernah dilakukan. Doa dan harapan kepada Tuhan terus terucap dari bibir kami dengan terpatah-patah.

“Semoga Allah masih mengijinkan untuk menebus kesalahanku. Dan tidak membiarkan para dedemit itu membawa kami ke alam ghaib,” ujar saya. Dari ketinggian 2919 Dpl, keramaian pasar setan itu terus berlangsung hingga larut malam. Rasa penat yang tak tertahankan akhirnya membuat kami terlelap saat hari menjelang pagi.

Saat sinar mentari membangunkan kami, rasa syukurpun spontan keluar dari mulut kami. Mesti sempat terlintas tidak melanjutkan pendakian, tetapi akhirnya pada pukul 08.00 WIB. Kami melanjutkan pendakian menuju puncak Garuda. Karena untuk mencapai puncak tinggi membutuhkan waktu sekitar satu jam.

Suasana puncak Garuda memang sangat mengerikan, apalagi bila teringat pada tragedi 1994 lalu, yang letusannya mengakibatkan 66 jiwa melayang. Dan pada awal 2001, material letusan melambung ke angkasa sejauh 4 Km dan menyebabkan hujan petir.

Coba bayangkan bila gunung itu kembali meletus, harus kemana kami melarikan diri? Sehingga wajar saja, rasa takut terus menghantui kami.

Belum lagi ketika salah seorang teman, sempat melihat bangunan candi tua yang berada di sebelah timur puncak garuda. Hal itu jelas menimbulkan ketakutan yang luar biasa waktu itu. Terlebih mengingat kejadian semalam yang baru kami alami.

Kemudian kamipun langsung turun meninggalkan puncak serta pemandangan alam yang belum puas kami nikmati karena kejadian itu.

Perjalanan turun membutuhkan konsentrasi yang tinggi, karena kondisi medan hingga 90 derajat. Kalau terpeleset, kami dapat kehilangan nyawa atau lebih bila beruntung mungkin hanya patah tulang serta memar.

Setibanya di pasar Bubrah, kami menyempatkan diri beristirahat sejenak untuk melepaskan lelah sambil memandangi lautan awan yang mengelilingi puncak Merbabu dan Puncak gunung Sindoro Sumbing di Wonosobo. Pemandangan dan udara yang sejuk itu membuat mata ini akhirnya terpejam. Baru pada pukul 13.00 WIB, kami terbangun oleh teriakan Mas Budi. Dengan wajah seputih kertas, ia lalu mengajak kami untuk segera turun.

Dalam perjalanan turun, Mas Budi terus berada di depan. Tanpa bicara ia melaju dengan cepat seperti dikejar-kejar setan. Melihat keanehan itu, tentu saja menimbulkan berbagai pertanyaan dalam benak kami. Apalagi, ketika ditegur ia seolah-olah tidak peduli dan terus menerus mengayukan kakinya, bahkan semakin cepat.

Begitu hampir tiba di Desa Kinahrejo, ia mulai memperlambat langkahnya. Tapi, tetap saja ia tidak menceritakan apa yang telah terjadi. “Nanti kalu sudah sampai di rumah simbah aku ceritakan!” jawabnya, singkat.

Sesampainya di Desa Kinahrejo, terlihat Mbah Marijan sudah berdiri di depan halaman rumahnya seakan memang sengaja menyambut kehadiran kami. Dengan ramah ia tersenyum dan mempersilakan kami masuk untuk beristirahat.

Tak lama tanpa basa-basi lagi kami langsung mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi, kepada Mas Budi. “Saat tidur, saya mendapatkan pesan dari Simbah untuk segera meninggalkan tempat itu. Karena akan ada penumbalan oleh penguasa Merapi. Dan korbanya akan dijadikan pengikutnya,” ucapnya.

Menurutnya, hal semacam itu memang sering terjadi. Korbanyapun tak pandang bulu, bila sang penguasa menyukainya maka dia akan dijadikan sasaran.

Biasanya sang penguasa memilih orang-orang yang memang kurang baik dari segi moral, agama, atau telah berbuat sesuatu yang membuatnya murka.

Keesokan harinya, terdengar kabar dari si Mbah bahwa Merapi kembali menelan korban jiwa. Kali ini, korbannya berasal dari kewarganegaraan asing, yaitu asal Jerman.

Pendaki itu tewas ketika hendak melakukan penelitian aktivitas Merapi bersama beberapa rekannya. Kejadian itu berlangsung tak lama setelah kami turun, dan ternyata masih ada kaitannya dengan semua yang telah kami alami.

Setelah mengalami dan menyaksikan sendiri keberadaan kerajaan ghaib dan pasar setan dipuncak Merapi, baru kami percaya bahwa sesuatu yang gaib itu memang ada. Dan harus diakui kalau Gunung Merapi memanglah bukan sembarang gunung.

Bahkan, kepercayaan itu diperkuat lagi dengan adanya upacara ritual labuhan yang diadakan oleh pihak keraton dan penguasa merapi, karena telah membantu melindungi dari malapetaka.

Berdasarkan cerita rakyat, asal muasal upacara ritual ini berawal dari jaman Sultan Agung. Ketika itu, kerajaan tengah tertimpa sebuah malapetaka yang membuat negara kacau balau.

Sultan Agung melakukan semedi dan meminta bantuan pada penguasa alam halus yang merupakan penjelmaan dari Nawang Wulan, seorang bidadari cantik yang diturunkan dari kayangan atau dikenal oleh masyarakat jawa sebagai Nyi Roro kidul, penguasa laut selatan.

Kemudian, sang ratu memberikan bantuan dengan mengirimkan ribuan anak buahnya untuk menyelesaikan malapetaka itu. Tapi bantuan itu bukan tanpa syarat, sang sultan beserta seluruh keturunannya harus bersedia menjadi suami dan memberikan persembahan yang kemudian dikenal dengan nama labuhan.

Hingga saat ini, pada masa kesultanan Hamengkubuono X, perjanjian itu masih berlaku dan akan terus berlanjut pada keturunan Sultan Agung yang berikutnya.

Konon, bila perjanjian itu dilanggar, maka akan mengakibatkan kehancuran kesultanan Yogyakarta. “Jika perjanjian dilanggar, akan terjadi malapetaka seperti yang terjadi pada masa Sultan Agung,” demikian penurutan almarhum Mbah Marijan yang telah menjadi juru kunci Merapi selama hidupnya.

Sementara itu, selain kerajaan para dedemit dan pasar setan, di desa Kinahrejo juga banyak terdapat tempat–tempat yang kental bernuansa ghaib. Seperti watu gajah, merupakan sebuah batu besar yang dipercaya dapat menahan aliran lahar bila gunung merapi meletus. Batu ini dilingkari oleh pagar tembok, dan memiliki satu buah pintu masuk. Di dalamnya terdapat tempat persembahan yang biasanya dilakukan pada malam jum’at kliwon.

Tak jauh dari sini, ada sebuah pohon beringin satu-satunya yang ada di desa, sehingga disakralkan oleh warga sebagai tempat keramat. Menurut penuturan Mbah Marijan, tempat ini dulunya merupakan tempat bersemedi seorang pertapa sakti. “Dengan adanya wringin putih ini, desa Kinahrejo akan menjadi sebuah lokasi yang ramai serta dapat mendatangkan banyak rejeki,” kata almarhum Mbah Marijan berdasarkan wangsit yang diterimanya.

** Penunggu Pasar Sukoharjo **

Posted by DWIANTO on 20:02

** Penunggu Pasar Sukoharjo **



Pasar Kota Sukoharjo sudah beberapa kali direncanakan akan dipugar oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo beberapa waktu yang silam. Namun baru tahun 2012 ini pasar kota Sukoharjo terealisasi akan dibangun bersamaan dengan beberapa pasar tradisional lainnya di seluruh Indonesia yang rencananya akan dipugar oleh pemerintah Pusat.

Selain sebagai Pasar tradisional, Pasar utama Kota Sukoharjo ini sekaligus sebelahnya dipergunakan sebagai terminal angkutan umum dari dalam kota ke daerah pedesaan lainnya di seluruh Kabupaten Sukoharjo. Pasar tradisional ini sudah ada sejak jaman sebelum kemerdekaan Indonesia, pasar ini menurut cerita para pini sepuh dulu pernah diresmikan oleh Presiden Soekarno. Bahkan masyarakat saat itu menyebut Pasar Tradisional ini dengan nama pasar Bung Karno.

Seiring dengan perkembangan jaman, lambat laun Pasar Tradisional Sukoharjo beralih nama menjadi pasar kota Sukoharjo. Pasar yang dahulu dipergunakan sebagai tempat jual beli maupun tukar menukar hasil kebun dan panen bagi para pedagang oprokan kini makin lama semakin lebih modern.

Pada bulan Maret tahun 2012 sesaat setelah Pasar kota ini di bongkar akan di revitalisasi menjadi pasar tradisional lagi, Bupati Sukoharjo secara resmi mengganti lagi nama Pasar Kota Sukoharjo menjadi pasar Ir. Soekarno. Pemberian nama baru yang dikembalikan ke nama semula dilakukan pada bulan Juni bersamaan dengan bulan Bung karno yang jatuh pada bulan itu.

Namun dalam pembangunan pasar tradisional ini ada saja ganjalan yang menghambat pengerjaannya, salah satunya saat mengawali pembongkaran pasar tradisional ini terjadi hujan yang sangat lebat dan angin kencang yang terjadi hanya di sekitar Pasar ini.

“Angin berhembus kencang menghempaskan apa yang ada saat itu, bahkan pohon yang semula akan dirobohkan oleh kontraktor, tumbang dengan sendirinya akibat dari kencangnya hembusan angin di daerah itu,” kata ibu pemilik titipan sepeda yang tak mau di sebutkan namanya.

Rumahnya yang berada tepat di belakang pasar Kota Sukoharjo dan juga warga asli daerah itu, ibu pemilik titipan sepeda ini setiap hari sering menyaksikan keganjilan maupun keanehan yang terjadi pada saat awal pembangunan Pasar. Tak hanya keanehan hujan dan angin puting beliung yang datang saat pembongkaran pasar dimulai.

Bahkan semasa masih menjadi Pasar kota, keanehan itu sering kali terjadi di pasar ini. Di dalam pasar ini dulu terdapat sebuah pohon beringin yang telah berusia ratusan tahun. Tak ada angin dan tak ada hujan pohon itu tiba tiba tumbang dengan sendirinya, padahal selama itu pohon beringin tak menampakkan tanda-tanda layu sebelumnya.

Selain itu satu peristiwa mengenaskan juga pernah dialami salah seorang lurah pasar yang bertugas di pasar Kota Sukoharjo waktu itu.

Di sisi sebelah barat pohon beringin dulu dibangun beberapa kamar mandi umum yang dipergunakan bagi siapa saja yang membutuhkanya. Di samping kamar mandi sebuah mushola dan sumur juga dibangun diperuntukan oleh umum.

Berhimpitan dengan mushola terdapat lahan kosong seluas 1×2 meter persegi, lahan kosong persegi lantai keramik ini dipergunakan bagi para pedagang dan pembeli untuk istirahat seusai menjalankan Sholat di Mushola. Oleh Lurah pasar, lahan kosong ini dijual kepada salah seorang pedagang yang waktu itu sangat membutuhkan tempat berjualan.

Beberapa pedagang yang mendengar kabar ini sebetulnya telah menyarankan, agar lahan kosong itu jangan sampai dijual. Tempat itu sudah menjadi kebiasaan di gunakan sebagai tempat istirahat, namun saran dari pedagang tak dihiraukan oleh Lurah pasar, yang paling penting dirinya mendapatkan uang dari hasil penjualan lahan kosong tersebut. Sebagai kepala pemimpin pasar, siapapun tak ada yang berani melarang dirinya menjual aset daerah yang sebenarnya bukan hak miliknya, tapi rakus akan uang membuat Lurah pasar itu lupa akal sehatnya.

Tak selang beberapa lama kemudian setelah menjual lahan kosong itu, Lurah pasar jatuh sakit, dirinya merasa ada orang yang mengikuti kemanapun dia pergi. Bahkan dalam mimpinya, lurah itu merasa ditemui seseorang kakek tua yang mengenakan sorban dan pakaian serba putih berkata, “Tanah itu bukan hakmu, kenapa kamu jual? Kamu harus merasakan buah akibat dari keserakahanmu sendiri,” katanya.

Hingga akhirnya Lurah pasar tersebut meninggal dunia, setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit karena tak jelas sakitnya. Kini setelah pembangunan pasar tardisional ini dimulai, keanehan dan keganjilan masih seringkali terjadi di tempat ini.

Kejadian aneh pada saat pembongkaranpun sempat membuat orang orang di sekitar pasar bingung. Kejadian ini berlangsung setelah pasar tradisional dirobohkan, saat pembongkaran ini pihak terkait Pemkab maupun kontraktor sama sekali tak pernah memberi sesaji seperti pada umumnya pembangunan. Mereka melupakan bahwa pasar sebagai tempat menghasilkan rejeki sudah semestinya harus ditempatkan sebagaimana juga mestinya.

Selama ini beberapa bangunan berupa los bagi pedagang oprokan dan toko kelontong di serambi depan terlebih dulu telah dibongkar, menyusul kemudian terminal angkot yang berada di sisi utara pasar juga ikut dibongkar pada saat yang bersamaan. Pembongkaran yang berlangsung lebih dari sepekan ini telah meratakan bangunan pasar lama maupun terminal angkot.

Namun beberapa bangunan ternyata masih sulit dirobohkan, bangunan lama ini tegar berdiri di tengah-tengah pasar, meski beberapa bagian bangunan seperti atap telah terlebih dulu dibongkar para pekerja. Alat berat yang dipergunakan
untuk pembongkaran ternyata tak mampu menyentuh Mushola, kamar mandi dan sebuah sumur. Bangunan inilah yang masih berdiri tegak di tengah-tengah pasar dan kenapa bangunan ini tak bisa dirobohkan?

Kejadian sulitnya merobohkan bangunan ini terkait dengan peristiwa pada saat pembongkaran sisa bangunan pasar yang terdiri dari tiga bangunan itu. Selama ini pembongkaran pasar yang dilakukan pihak Pemkab selalu menggunakan alat berat, dikarenakan tenggang waktu kontrak pembangunan pasar dari Pemkab kepada kontraktor tak lebih dari empat bulan saja, hingga pasar harus segera diratakan dengan tanah agar pihak kontraktor bisa segera memulai pembangunanya.

Tapi alat berat yang digunakan membongkar tiga bangunan itu tak bisa jalan saat akan merobohkan bangunan Musholah, sumur dan bekas kamar mandi, meski ketiga bangunan ini hanya tersisa tembok-temboknya saja.

Operator alat berat merasa aneh dengan kejadian ini, alat yang sebelumnya lancar di gunakan merobohkan bangunan lain kini macet saat akan merobohkan ketiga bangunan itu. Namun saat alat berat ini diarahkan ke beberapa bangunan lainya ternyata juga lancar-lancar saja.

Keanehan ini semakin menjadi-jadi saat sang operator alat berat tiba-tiba meloncat turun sambil berteriak-teriak, “Aku takut, aku takut ada hantu” teriaknya membuat siapa saja bingung,” kenang Tumi, pedagang buah yang melihat peristiwa itu pada saat kejadian.

Operator alat berat lari tunggang langang kemudian mencegat bis angkutan umum terus balik ke rumah. Sesampainya di rumah, orang tua si operator alat berat meninggal dunia tak diketahui sebab musababnya.

Kejadian ini diketahui para pekerja yang saat kejadian itu beberapa orang pekerja mengikuti operator sampai ke rumah, karena takut terjadi apa apa dengan peristiwa siang itu.

Salah seorang anak indigo yang mampu melihat siapa penunggu dan apa yang ada di tempat itu mengatakan, “Tempat itu dijaga seorang kakek tua tinggi besar mengenakan sorban dan pakaian putih, selain kakek seekor ular yang sangat besar juga ada di tempat itu.” ujar Putra, anak indigo warga Sukoharjo. “Kalau mau merobohkan tempat itu terlebih dulu harus permisi. Selama ini para pekerja tak mempedulikan lagi dengan apa yang sudah ada sebelumnya di tempat itu. Dianggapnya mereka itu tidak ada,” keluh Putra.

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Search Site

 
  • Texas Holdem Poker Deluxe

    Texas Holdem Poker Deluxe

    Holdem, , Free Poker – Texas Holdem dan sebagainya. Untuk pemain Indonesia tetap Luxy Poker-Online Texas Holdem yang terbaik. Gambarnya bagus, suara latarnya pas, banyak menu ditampilkan dalam Bahasa Indonesia dan berjalan lancar selama dimainkan.

    Texas Holdem Poker Deluxe

    Texas Holdem Poker Deluxe

    Holdem, , Free Poker – Texas Holdem dan sebagainya. Untuk pemain Indonesia tetap Luxy Poker-Online Texas Holdem yang terbaik. Gambarnya bagus, suara latarnya pas, banyak menu ditampilkan dalam Bahasa Indonesia dan berjalan lancar selama dimainkan.